Menulis Bagai Cermin
By. Arda Dinata
KETIKA cermin saja bisa menulis, maka Anda pun sangat bisa menulis. Apa yang Anda lihat ketika bercermin? Yup, sosok diri kita akan terlihat pada cermin. Dengan kata lain, cermin mampu membaca detail setiap benda atau mahluk hidup yang ada di hadapannya. Cermin ini, tentu mampu menguraikan apa saja yang terekamnya melalui bahasa gambar yang dipahaminya.
Manusia dengan akal dan fikirannya, serta segala kelebihannya, tentu akan mampu lebih dasyat lagi dalam menuliskan sesuatu dalam hidupnya. Lalu, apa hubunganya antara cermin dan menulis?
Penulis itu tidak ubahnya ibarat sebuah cermin. Ia mampu
dan tidak ragu-ragu untuk menuliskan apa pun yang pernah dilihat, dirasakan, dan
didengarnya dalam sebuah tulisan. Arti lainnya, menulis itu sesungguhnya
tinggal memindahkan apa-apa yang ada dalam pikiran kita. Teori sukses menulis,
tidak lain adalah menulis itu sendiri. Sehingga sehebat apapun Anda menguasi
teori menulis, dan tanpa Anda melakukan kegiatan menulis maka sesungguhnya Anda
bukanlah seorang penulis. Menulis adalah bukan bermain teori, tapi
mempraktekannya. Hanya orang-orang yang praktek menulislah, ia akan jadi
seorang menulis. Jadi, menulislah dalam praktek keseharian. Tidak hanya pada
ranah ingin, ingin, dan pengen menulis saja tanpa Anda pernah (praktek) menulis.
Menulis itu sangat mudah. Dan bukan malah sebaliknya
mempersulit diri Anda. Menulis itu, semudah Anda melakukan kegiatan melihat dan
mendengar dalam kehidupan sehari-hari. Cuman masalahnya, banyak di antara kita
yang terbelenggu oleh bayang-bayang ketidakbisaan diri sendiri. Jadi, menulislah
sekarang juga. Menulis apa saja yang Anda inginkan dan pikirkan. Karena diri
Andalah yang memiliki tulisan Anda.
Tulis apa saja yang Anda mau tulis. Bisa berupa
surat, puisi, buku harian, unek-unek, opini, komentar, nasehat, ringkasan, atau
apa saja, dan bahkan khayalan sekalipun boleh-boleh saja Anda menuliskannya. Intinya,
menulis jangan dipersulit. Menulis kok dipersulit? Bagaimana kata dunia.
Kasihan diri Anda, orang hidup ini saja sudah sulit, lalu kenapa Anda harus
mempersulit juga dalam bidang tulis menulis?
Sebagai akhir catatan ini, kalau kita mau jujur, pada
hakekatnya tulisan itu tak ubahnya seperti cermin yang memantulkan banyak
realitas yang ada di hadapannya. Dan di hadapan diri Anda pun sungguh banyak
sekali yang bisa kita sampaikan lewat bahasa tulisan. Anda berminta menulis,
cobalah menulis seperti cermin yang mampu merekam sisi kehidupan yang ada di
hadapannya.
Jadi, Anda pun sangat layak menjadi penulis sesuai zamannya.
Itu pun, bila Anda mau?
Salam inspirasi sukses menulis.
Bagaimana menurut sahabat?
Pangandaran,
04/03/2013
@ardadinata
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com